Zenvixs_Devil's

Kamis, 07 Juni 2012

Cara membuat Router dengan Linux Red Hat

Pertama yang harus di lakukan adalah mensetting serv(gateway utama) supaya bisa terhubung ke internet

Sebelum Mensetting :
  • Minta IP public ke ISP lengkap dengan netmask,broadcast dan dns nya misalnya  :
IP                 : 202.169.229.25
GATEWAY  : 202.169.229.1
Nemast        : 255.255.255.192
broadcast     : 202.192.224.63
DNS1          : 202.169.224.3
DNS2          : 202.169.224.4
  •  Menentukan IP local yang akan kita gunakan buat client

Setting IP serv :
  • [root@serv root]$ vi /etc/sysconfig/networklalu isi dengan :
NETWORKING=yes
HOSTNAME=serv.domain.com
GATEWAY=202.169.229.1                                                 lalu simpan dengan menekan :wq

  • Menconfigurasi IP eth0(default)
[root@serv root]$ vi /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth0lalu isi dengan :

DEVICE=eth0
BOOTPROTO=static
IPADDR=202.169.229.25
BROADCAST=202.169.229.63
NETMASK=255.255.255.192
ONBOOT=yes
USERCTL=no                                                                      lalu simpan dengan menekan :wq

  • Setting dns resolve
[root@serv root]$ vi /etc/resolve.conf                   lalu isi dengan nameserver dari isp kita tadi :

nameserver 202.169.224.3
nameserver 202.169.224.4

(dns di atas hanya sebagai contoh untuk menerapkannya mintalah kepada ISP yg anda gunakan)
lalu simpan dengan menekan :wq

  • Setting ip_forwarding
[root@serv cachak]$ vi /etc/sysctl.conf
rubah net.ipv4.ip_forward = 0 menjadi net.ipv4.ip_forward = 1 atau kalau gak ada net.ipv4.ip_forward = 0 tambahin net.ipv4.ip_forward = 1
 simpan dengan menekan :wq

  • restart network
[root@serv cachak]$ /etc/init.d/network restart
Shutting down interface eth0: [ OK ]
Shutting down loopback interface: [ OK ]
Disabling IPv4 packet forwarding: [ OK ]
Setting network parameters: [ OK ]
Bringing up loopback interface: [ OK ]
Bringing up interface eth0: [ OK ]

[root@www root]#chkconfig –level 2345 network on
[root@www root]#

  • testing dengan ping ke default gateway 202.169.229.1
[root@serv root]$ ping 202.159.121.1
Pinging 202.169.229.1 with 32 bytes of data:
Reply from 202.169.229.1: bytes=32 time=10ms TTL=63
Reply from 202.169.229.1: bytes=32 time=10ms TTL=63
Reply from 202.169.229.1: bytes=32 time=10ms TTL=63
Reply from 202.169.229.1: bytes=32 time=10ms TTL=63

Ping statistics for 202.169.229.1:Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),Approximate round trip times in milli-seconds:Minimum = 10ms, Maximum = 10ms, Average = 10ms
  • testing untuk ngeping google.com untuk ngecek dns nya kalau muncul :
PING google.com (216.239.39.99) 56(84) bytes of data.
berarti dns kita untuk serv dah bekerja, tapi kalau muncul :
ping: unknown host google.com
berarti dns yang kita isikan di /etc/resolve.conf masih salah, silahkan cek lagi ke ISP nya.

nah bereskan sudah setting IP untuk serv nya supaya serv ini bisa sekaligus di gunakan sebagai dns server oleh client maka harus di install daemon bind atau daemon nameserver yang lainatau kalau sudah ada tinggal hidupin Bind nya
[root@www root]# /etc/init.d/named restart
Stopping named: [ OK ]
Starting named: [ OK ]
[root@www root]#chkconfig –level 2345 named on
[root@www root]#

misalnya ip ke client adalah :192.168.0.1/24
IP             : 192.168.0.1
netmask    : 255.255.255.0
broadcast : 192.168.0.255
RANGE IP CLIENT : 192.168.0.2-192.168.0.254

Setting ip untuk eth1 (yang ke client)

  • memberi IP 192.168.0.1 di eth1
[root@serv cachak]$ vi /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth1
lalu isi dengan :
DEVICE=eth1BOOTPROTO=staticIPADDR=192.168.0.1NETMASK=255.255.255.0BROADCAST=192.168.0.255ONBOOT=yesUSERCTL=no
lalu simpan dengan menekan :wq

  • Restart networknya
[root@serv root]$ /etc/init.d/network restart
Shutting down interface eth0: [ OK ]
Shutting down interface eth1: [ OK ]
Shutting down loopback interface: [ OK ]
Disabling IPv4 packet forwarding: [ OK ]
Setting network parameters: [ OK ]
Bringing up loopback interface: [ OK ]
Bringing up interface eth0: [ OK ]
Bringing up interface eth1: [ OK ]

  • Testing dengan cara ping ip eth1
[root@serv cachak]$ ping 192.168.0.1
PING 192.168.0.1 (192.168.0.1) 56(84) bytes of data.
64 bytes from 192.168.0.1: icmp_seq=1 ttl=63 time=0.356 ms
64 bytes from 192.168.0.1: icmp_seq=2 ttl=63 time=0.269 ms
64 bytes from 192.168.0.1: icmp_seq=3 ttl=63 time=0.267 ms
64 bytes from 192.168.0.1: icmp_seq=4 ttl=63 time=0.268 ms

— 192.168.0.1 ping statistics —4 packets transmitted, 4 received, 0% packet loss, time 2997msrtt min/avg/max/mdev = 0.267/0.290/0.356/0.038 ms

Tinggal Setting IP computer client dengan ketentuan di bawah ini :

IP                     : 192.168.0.2 - 192.168.0.254
GATEWAY       : 192.168.0.1
NETMASK      : 255.255.255.0
BROADCAST  : 192.168.0.255
NAMESERVER: 192.168.0.1

Contoh :
 
Client01===============================
IP                     : 192.168.0.2
GATEWAY       : 192.168.0.1
NETMASK      : 255.255.255.0
BROADCAST  : 192.168.0.255
NAMESERVER: 192.168.0.1

Client02===============================
IP                     : 192.168.0.3 
GATEWAY       : 192.168.0.1
NETMASK      : 255.255.255.0
BROADCAST  : 192.168.0.255
NAMESERVER: 192.168.0.1

dan seterusnya sesuai banyaknya client,yang berubah hanya IP untuk client windows maka setting IP di bagian Start Menu/Setting/Control Panel/Network

setelah di setting ip client, maka coba ping ke 192.168.0.1 dari client,kalau berhasil berarti client dan serv nya sudah tersambung.

Setting serv supaya client bisa internat dengan menggunakan NAT

1. Matikan iptablesnya
[root@serv root]# /etc/init.d/iptables stop
Flushing all chains: [ OK ]
Removing user defined chains: [ OK ]
Resetting built-in chains to the default ACCEPT policy: [ OK ]
[root@serv root]#

2. Tambahkan iptables untuk Source NAt sesuai dengan ip di eth0
[root@serv root]# /sbin/iptables -t nat -A POSTROUTING -o eth0 -s 192.168.0.0/24 -j SNAT –to-source 202.159.121.2
[root@serv root]# /sbin/iptables-save > /etc/sysconfig/iptables
[root@serv root]# /etc/init.d/iptables restart
Flushing all current rules and user defined chains: [ OK
]Clearing all current rules and user defined chains: [ OK ]
Applying iptables firewall rules: [ OK ]
[root@serv root]# iptables-save

Cara Mengembalikan Kapasitas Flashdisk dari 8b jadi 14mb

Cara Mengembalikan Kapasitas Flashdisk Yang Hilang

Kebetulan saya punya flashdisk 8GB yang sudah lama rusak, padahal FD itu saya beli dgn harga yang lumayan mahal. langkah langkahnya :

  1. Download dan install program Hard Disk Low Level Format Tool ke computer anda, link downloadnya lihat dibawah.
  2. Colokkan Flashdisk anda yang bermasalah ke computer anda. Pilih USB Flashdisk anda (ingat, jangan harddisknya), dan klik CONTINUE.
  3. Ketiga Pilih Tab LowLevel Format, dan klik FORMAT THIS DEVICE, tunggu prosesnya selesai.
  4. Keempat Setelah proses formatnya selesai, close program Hard Disk Low Level Format Tool tadi.
  5. Kelima Buka windows eksplorer, klik kanan USB Flashdisk anda tadi, dan format sekali lagi.
  6. Keenam Selamat mencoba :) Semoga berhasil. 
  7. Ketujuh Silahkan cek kembali kapasitas flashdisk anda, pasti sudah kembali seperti semula.

HDD Low Level Format Tool ver.2.36 build 1181

link download : 



Memahami Firewall DMZ

Firewall DMZ – memberikan suatu segmentasi jaringan jika anda perlu hosting public resources seperti web server dengan aman

Untuk menghubungkan jaringan private / business kita dengan jaringan public seperti jaringan Internet, tentulah kita harus mengatur aliran traffic paket dengan menggunakan perangkat Firewall yang diperkuat dengan policy keamanan. Dengan firewall, semua traffic dipaksa melalui satu check point tunggal yang terkosentrasi dimana semua traffic di kendalikan, di-authentikasi, di filter, dan di log menurut policy yang diterapkan pada firewall tersebut. Dengan cara ini, kita bisa mengurangi secara significant akan tetapi tidak menghilang kan traffic yang tidak kita harapkan yang akan mencapai jaringan private kita.

Kemudian bagaimana kalau kita akan meletakkan beberapa public resources (seperti server web) yang memang disediakan untuk bisa diakses oleh user umum dari internet dengan aman? Kita bisa menyediakan fasilitas web-server atau mail-server yang bisa diakses oleh public tanpa harus membiarkan mereka bisa leluasa masuk atau mengakses jaringan private corporate kita dengan jalan memberikan segmentasi pada system firewall kita dengan suatu jaringan perimeter atau lebih dikenal dengan Firewall dengan DMZ (Demilitarized Zones). Lihat juga firewall external – standard.

Firewall DMZ (Demilitarized Zone) – atau jaringan perimeter adalah jaringan security boundary yang terletak diantara suatu jaringan corporate / private LAN dan jaringan public (Internet). Firewall DMZ ini harus dibuat jika anda perlu membuat segmentasi jaringan untuk meletakkan server yang bisa diakses public dengan aman tanpa harus bisa mengganggu keamanan system jaringan LAN di jaringan private kita. Perimeter (DMZ) network didesign untuk melindungi server pada jaringan LAN corporate dari serangan hackers dari Internet.
Gambar berikut ini menunjukkan diagram dari firewall yang menggunakan dua jaringan DMZ.

 External Firewall Dengan Dua DMZ


Jika ada kebutuhan untuk menggunakan jaringan segmentasi, anda bisa menerapkan beberapa jaringan DMZ dengan kebijakan tingkat keamanan yang berbeda. Seperti terlihat pada diagram diatas, anda membangun aplikasi untuk keperluan extranets, intranet, dan web-server hosting dan juga gateway untuk keperluan remote akses.

Perhatikan diagram DMZ diatas, traffic user dari internet hanya dapat mengakses web-server yang diletakkan pada jaringan DMZ2. Mereka tidak bisa mengakses server SQL yang diletakkan pada jaringan DMZ1. Akan tetapi kedua server baik web-server (yang ada di DMZ2) dan SQL-server (yang ada di DMZ1) mempunyao alses untuk bisa saling berkomunikasi. User dari internet tidak boleh mengakses SQL sever maupun mengakses jaringan internal / private kita. Maka anda harus menerapkan kebijakan keamanan pada firewall yang memenuhi kebutuhan tersebut.

Implementasi
Firewall DMZ dapat diimplementasikan tepat pada border corporate LAN yang lazim mempunyai tiga jaringan interface:
  1. Interface Internet: interface ini berhubungan langsung dengan Internet dan IP addressnyapun juga IP public yang terregister.
  2. Interface Private atau Interface intranet: adalah interface yang terhubung langsung dengan jaringan corporate LAN dimana anda meletakkan server-server yang rentan terhadap serangan.
  3. Jarinagn DMZ: Interface DMZ ini berada didalam jaringan Internet yang sama sehingga bisa diakses oleh user dari Internet. Resources public yang umumnya berada pada firewall DMZ adalah web-server, proxy dan mail-server.
Wireless Router dengan Fitur DMZ
Ada banyak wireless router yang biasa dipakai untuk jaringan rumahan atau kantoran kecil yang dilengkapi dengan fitur DMZ seperti WRT610N dari Linksys. Wireless router yang dilengkapi dengan fitur DMZ ini memungkinkan anda untuk meletakkan satu computer yang bisa diexpose ke Internet dengan tujuan tertentu seperti untuk online gaming atau video-conference. DMZ hosting ini meneruskan semua ports pada saat yang bersamaan kepada satu PC. Fitur forward port ini lebih aman sebab dia hanya membuka port-port yang ingin anda buka saja, sementara hosting DMZ membuka semua port dari satu komputer, mengexpose komputer kepada internet.

Misal pada WRT610N Linksys anda bisa mengkonfigure satu PC atau game console untuk keperluan Online gaming, sehingga terpisah dari jaringan komputer private anda. Anda bisa mengakses utilitas Web-based dari WRT610 ini dan masuk ke menu Application > DMZ untuk bisa meng-enable fitur DMZ ini. Enable dulu fitur DMZ ini dan kemudian lakukan konfigurasi nya. Pilih IP address atau masukkan IP address tertentu secara manual dari komputer yang ada di internet yang dibolehkan masuk mengakses PC yang ada pada jaringan. Anda juga perlu memasukkan IP address atau MAC address dari PC / Game console yang anda ingin diexpose di Internet dan bisa diakases dari Internet.



Sabtu, 26 Mei 2012

Cara Membuat Bootable Flash Disk Windows 7

Bagaimana cara membuat windows bootable flash disk?
Demikianlah tugas yang akan kita kerjakan kali ini. Pada beberapa artikel sebelumnya, saya telah menulis artikel Apa Dan Mengapa Install Ulang Sistem Operasi Windows. Artikel ini ada kaitannya dengan artikel tersebut. Jika suatu waktu Anda harus menginstall ulang windows, maka selain CD installer Anda juga bisa menggunakan Flash disk sebagai bootable windows.
Oleh karena itu kita harus membuatnya lebih dahulu. Memiliki flash disk bootable sangat penting, terutama jika Anda adalah pengguna Netbook yang tidak mempunyai CD ROM internal. Menggunakan USB bootable untuk menginstal sistem operasi (OS) tidak hanya membuat instalasi lebih cepat, tetapi juga dapat menyimpan file instalasi yang sangat besar yang biasanya disimpan dalam DVD. Membuat atau menggunakan USB drive untuk menginstal sistem operasi Windows sangat mudah jika Anda mengikuti langkah-langkah yang disebutkan di bawah ini.

  1. Masukkan flash disk dengan minimal space 4GB yang masih kosong karena akan dijadikan bootable flash disk.
  2. Buka Command Prompt dengan cara klik [Start] dan ketik [CMD] dalam kotak search lalu tekan [Enter]. Alternativelain adalah melalui ; Start >All programs>Accessories> klik kanan pada Command Prompt dan pilih [run as administrator].
  3. Ketika Command Prompt terbuka, masukkan command/perintah berikut: DISKPART lalu klik [Enter], LIST DISK lalu klik [Enter]. Setelah Anda masukkan perintah LIST DISK, ia akan menampilkan nomor disk USB drive Anda.
  4. Dalam langkah ini Anda harus memasukkan semua perintah di bawah ini satu per satu lalu tekan enter.
  5. SELECT DISK 1 lalu klik [Enter], (nomor 1 adalah sesuai nomor flash disk Anda seperti pada gambar diatas ).
  6. CLEAN lalu klik [Enter].
  7. CREATE PARTITION PRIMARY lalu klik [Enter].
  8. SELECT PARTITION 1 lalu klik [Enter].
  9. ACTIVE lalu klik [Enter],
  10. FORMAT FS=NTFS lalu klik [Enter], (mohon sabar karena proses format akan memakan waktu beberapa puluh menit baru Anda ketik perintah selanjutnya)
  11. ASSIGN lalu klik [Enter],
  12. EXIT lalu klik [Enter], (Jangan tutup command prompt sebelum seluruh proses selesai). bootable flash disk/
  13. Masukkan DVD Windows Anda dalam drive optik dan catat huruf drive dari drive optik dan media flash disk. Di sini saya gunakan “D” sebagai huruf kode drive DVD dan huruf “H” sebagai huruf drive flash disk.
  14. Kembali ke command prompt dan jalankan perintah berikut; D:CD BOOT lalu tekan [Enter], dimana “D” adalah huruf kode DVD drive.
  15. CD BOOT dan tekan [Enter] lalu perhatikan akan muncul suatu jendela pesan yang kira-kira seperti berikut; BOOTSECT.EXE/NT60 H: (dimana “H” adalah huruf kode flash disk drive)flash disk bootable
  16. Sekarang Salin isi DVD Windows ke USB.

Dengan selesainya langkah copy pada point 17 diatas maka proses pembuatan flash disk bootable selesai. Anda sekarang dapat menggunakan flash disk ini sebagai bootable USB pada setiap komputer yang dilengkapi dengan fitur boot from USB (sebagian besar motherboard saat ini mendukung fitur ini).

Catatan :
panduan ini hanya pada Windows 7 dan Vista, tidak akan bekerja pada komputer windows XP jadi caranya lain lagi. Saya sarankan baca dengan seksama petunjuk diatas sebelum anda mulai membuatnya.

nokia 5130 express music blank nokia and white screen

kondisi hp nokia 5130 datang ketempat service dengan keluhan blank nokia trus white screen,blank putih gitu.untuk menyelesaikan masalah ini saya menggunakan cara software.aplikasi yang saya gunakan adalah MobileEX v3.4 dengan dongle MXKEY v2,dan box flasher menggunakan UFS3 tornado.langkah-langkahnya:

buka software mobileex pilih conection dengan ufs karena saya menggunakan box ufsmasuk pada tab BB5 masukan file mcu pada area mcunya lalu bush cek ternyata hasilnya hp not responding..sempat ragu juga untuk melamjutkan proses flashing.,takutnya hp tersebut mati tp dengan tekad yang kuat akhirnya saya lakukan flashing juga.

langkah selanjutnya saya masukan file2 mcu ppm dan cnt pada setiap kolomnya.setelah proses flashing selesai kini kondisi hp sudah normal kembali.ini untuk lognya

Using device: UFS_USB V2.8 (c) SarasSoft 2007.

Library version: 1.0.0.8336(03-05-2010), 1.0.0.12955(03-05-2010)Processing file: rm495__07.95.mcusw as MCU [BB5,BB5 ALGORITHM] size: 18.20 MBSupported RAP Ids: 010C192101013000, 0103192101003000, 0303192101033000, 030C192101033000RAP Data :SYSTEM ASIC ID: 000000010000022600010006030C192101033000 [RAP3G ver: PA 3.x]EM0 ID: 00000296EM1 ID: 00000B22PUBLIC ID: 0980000D928D7D56DEABE0C37B774404C5313FFCASIC MODE ID: 00ROOT KEY HASH: 9DDBFCFE6E73CED7D8C6268C8EB85723ROM ID: 273F6D55DFAAF68FSecondaryBoot: 

rap3gv3_2nd.fg [BB5] version: 1.30.0 revision: 0.0 size: 0x3C00Supported RAP Ids: 0103192101003000, 010C192101003000, 0103192101013000, 010C192101013000, 0103192101003100, 010C192101003100, 0303192101023000, 030C192101023000, 0303192101033000, 030C192101033000, 0103192101001101, 010C192101001101, 0003192101001002, 000C192101001002, 0013192101001002, 001C192101001002FlashID0: 0089 8982 - 0000 0000 [Intel NU48F512,512 Mbits] type: NOR,RAP ExtBUSC: FFFF FFFF FFFF FFFF FFFF FFFF FFFF FFFF TransmissionMode: 16BitAlgorithm: RAP3Gv3_algo_131.fg [BB5 ALGORITHM] version: 1.31.0 revision: 0.0 size: 0x297E0Supported RAP Ids: 0103192101003000, 010C192101003000, 0103192101013000, 010C192101013000, 0103192101003100, 010C192101003100, 0303192101023000, 030C192101023000, 0303192101033000, 030C192101033000, 0003192101002000, 000C192101002000, 0003192101002100, 000C192101002100, 0003192101002200, 000C192101002200, 0003192101012200, 000C192101012200, 0103192101001101, 010C192101001101, 0003192101001002, 000C192101001002, 0013192101001002, 001C192101001002RAP PAPUBKEYS is blank/erased.Storing certificate ...OKErase size: 21.00 MBCMT NOR area [00000000-000006BF] erased in 0.110 sCMT NOR area [000006C0-0001FFFF] erased in 0.172 sCMT NOR area [00040000-000BFFFF] erased in 0.218 sCMT NOR area [000C0000-0013FFFF] erased in 0.234 sCMT NOR area [00140000-0137FFFF] erased in 4.313 sCMT NOR area [01380000-0151FFFF] erased in 0.500 sFlash programming ...CMT PAPUBKEYS: 0C917F11196FDB7378C18EF7260698CA4489DCA0 (RAP Certificate 164 v.1) written.Programming completed in 2 min 28.375 sProcessing file: rm495__07.95.ppm_x as PPM [BB5,BB5 ALGORITHM] size: 7.72 MBSupported RAP Ids: 010C192101013000, 0103192101003000, 0303192101033000, 030C192101033000RAP Data :SYSTEM ASIC ID: 000000010000022600010006030C192101033000 [RAP3G ver: PA 3.x]EM0 ID: 00000296EM1 ID: 00000B22PUBLIC ID: 0980000D928D7D56DEABE0C37B774404C5313FFCASIC MODE ID: 00ROOT KEY HASH: 9DDBFCFE6E73CED7D8C6268C8EB85723ROM ID: 273F6D55DFAAF68FSecondaryBoot: rap3gv3_2nd.fg [BB5] version: 1.30.0 revision: 0.0 size: 0x3C00Supported RAP Ids: 0103192101003000, 010C192101003000, 0103192101013000, 010C192101013000, 0103192101003100, 010C192101003100, 0303192101023000, 030C192101023000, 0303192101033000, 030C192101033000, 0103192101001101, 010C192101001101, 0003192101001002, 000C192101001002, 0013192101001002, 001C192101001002FlashID0: 0089 8982 - 0000 0000 [Intel NU48F512,512 Mbits] type: NOR,RAP 
ExtBUSC: 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 TransmissionMode: 16BitAlgorithm: RAP3Gv3_algo_131.fg [BB5 ALGORITHM] version: 1.31.0 revision: 0.0 size: 0x297E0Supported RAP Ids: 0103192101003000, 010C192101003000, 0103192101013000, 010C192101013000, 0103192101003100, 010C192101003100, 0303192101023000, 030C192101023000, 0303192101033000, 030C192101033000, 0003192101002000, 000C192101002000, 0003192101002100, 000C192101002100, 0003192101002200, 000C192101002200, 0003192101012200, 000C192101012200, 0103192101001101, 010C192101001101, 0003192101001002, 000C192101001002, 0013192101001002, 001C192101001002RAP PAPUBKEYS HASH: 0C917F11196FDB7378C18EF7260698CA4489DCA0Erase size: 8.62 MBCMT NOR area [01520000-01DBFFFF] erased in 32.781 sFlash programming ...Programming completed in 1 min 0.922 sProcessing file: rm495__07.95.image_x_red as CNT [BB5,BB5 ALGORITHM] page size: 128 K size: 12.89 MBSupported RAP Ids: 010C192101013000, 0103192101003000, 0303192101033000, 030C192101033000RAP Data :SYSTEM ASIC ID: 000000010000022600010006030C192101033000 [RAP3G ver: PA 3.x]EM0 ID: 00000296EM1 ID: 00000B22PUBLIC ID: 0980000D928D7D56DEABE0C37B774404C5313FFCASIC MODE ID: 00ROOT KEY HASH: 9DDBFCFE6E73CED7D8C6268C8EB85723ROM ID: 273F6D55DFAAF68FSecondaryBoot: rap3gv3_2nd.fg [BB5] version: 1.30.0 revision: 0.0 size: 0x3C00Supported RAP Ids: 0103192101003000, 010C192101003000, 0103192101013000, 010C192101013000, 0103192101003100, 010C192101003100, 0303192101023000, 030C192101023000, 0303192101033000, 030C192101033000, 0103192101001101, 010C192101001101, 0003192101001002, 000C192101001002, 0013192101001002, 001C192101001002FlashID0: 0089 8982 - 0000 0000 [Intel NU48F512,512 Mbits] type: NOR,RAP ExtBUSC: 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 TransmissionMode: 16BitAlgorithm: RAP3Gv3_algo_131.fg [BB5 ALGORITHM] version: 1.31.0 revision: 0.0 size: 0x297E0Supported RAP Ids: 0103192101003000, 010C192101003000, 0103192101013000, 010C192101013000, 0103192101003100, 010C192101003100, 0303192101023000, 030C192101023000, 0303192101033000, 030C192101033000, 0003192101002000, 000C192101002000, 0003192101002100, 000C192101002100, 0003192101002200, 000C192101002200, 0003192101012200, 000C192101012200, 0103192101001101, 010C192101001101, 0003192101001002, 000C192101001002, 0013192101001002, 001C192101001002RAP PAPUBKEYS HASH: 0C917F11196FDB7378C18EF7260698CA4489DCA0Erase size: 34.00 MBCMT NOR area [01DC0000-0215FFFF] erased in 23.547 sCMT NOR area [02160000-03FBFFFF] erased in 3 min 12.625 sFlash programming ...Programming completed in 1 min 41.500 sFlashing completed in 10 min 36.656 s

Phone Type: RM-495 (Nokia 5130c-2)SW Version: V 07.95 03-02-10 RM-495 (c) Nokia Imei plain: 35422303139036-2Product Code: 0578115Language Pack:- not available.

This is SL3 phone(Simlock2 format).- Avoid SW Downgrade & manual erase to this phone !

SIMLOCK seems to be validSUPERDONGLE_KEY seems to be validCMLA_KEY seems to be validWMDRM_PD seems to be validSIMLOCK_TEST passedSECURITY_TEST passed

Imei net: 354223031390362Version: SIMLOCK SERVERProvider: Nokia Test, Country: FinlandCounter: 0/3, 0/10

CONFIG_DATA: 2440700000000000PROFILE_BITS: 0000000000000000

BLOCK 1: 1=OPEN 2=OPEN 3=OPEN 4=OPEN 5=OPEN, DATA=FFFFFFBLOCK 2: 1=OPEN 2=OPEN 3=OPEN 4=OPEN 5=OPEN, DATA=FFFFFFBLOCK 3: 1=OPEN 2=OPEN 3=OPEN 4=OPEN 5=OPEN, DATA=FFFFFFBLOCK 4: 1=OPEN 2=OPEN 3=OPEN 4=OPEN 5=OPEN, DATA=FFFFFFBLOCK 5: 1=OPEN 2=OPEN 3=OPEN 4=OPEN 5=OPEN, DATA=FFFFFFBLOCK 6: 1=OPEN 2=OPEN 3=OPEN 4=OPEN 5=OPEN, DATA=FFFFFFBLOCK 7: 1=OPEN 2=OPEN 3=OPEN 4=OPEN 5=OPEN, DATA=FFFFFFTotal time to process is 11 min 23.625 sFULL FACTORY... OKUSER DATA... OKLEAVE FACTORY... OKSERVICE CENTER... OKSOFTWARE UPGRADE... OKPRODUCTION TUNING... OKReset User Code (to default:12345) ... OKCompleted in 8.047 s

kondisi hp nokia 5130 datang ketempat service dengan keluhan blank nokia trus white screen,blank putih gitu.untuk menyelesaikan masalah ini saya menggunakan cara software.aplikasi yang saya gunakan adalah MobileEX v3.4 dengan dongle MXKEY v2,dan box flasher menggunakan UFS3 tornado.langkah-langkahnya:buka software mobileex pilih conection dengan ufs karena saya menggunakan box ufsmasuk pada tab BB5 masukan file mcu pada area mcunya lalu bush cek ternyata hasilnya hp not responding..sempat ragu juga untuk melamjutkan proses flashing.,takutnya hp tersebut mati tp dengan tekad yang kuat akhirnya saya lakukan flashing juga.langkah selanjutnya saya masukan file2 mcu ppm dan cnt pada setiap kolomnya.setelah proses flashing selesai kini kondisi hp sudah normal kembali.ini untuk lognya

Using device: UFS_USB V2.8 (c) SarasSoft 2007.Library version: 1.0.0.8336(03-05-2010), 1.0.0.12955(03-05-2010)Processing file: rm495__07.95.mcusw as MCU [BB5,BB5 ALGORITHM] size: 18.20 MBSupported RAP Ids: 010C192101013000, 0103192101003000, 0303192101033000, 030C192101033000RAP Data :SYSTEM ASIC ID: 000000010000022600010006030C192101033000 [RAP3G ver: PA 3.x]EM0 ID: 00000296EM1 ID: 00000B22PUBLIC ID: 0980000D928D7D56DEABE0C37B774404C5313FFCASIC MODE ID: 00ROOT KEY HASH: 9DDBFCFE6E73CED7D8C6268C8EB85723ROM ID: 273F6D55DFAAF68FSecondaryBoot: rap3gv3_2nd.fg [BB5] version: 1.30.0 revision: 0.0 size: 0x3C00Supported RAP Ids: 0103192101003000, 010C192101003000, 0103192101013000, 010C192101013000, 0103192101003100, 010C192101003100, 0303192101023000, 030C192101023000, 0303192101033000, 030C192101033000, 0103192101001101, 010C192101001101, 0003192101001002, 000C192101001002, 0013192101001002, 001C192101001002FlashID0: 0089 8982 - 0000 0000 [Intel NU48F512,512 Mbits] type: NOR,RAP ExtBUSC: FFFF FFFF FFFF FFFF FFFF FFFF FFFF FFFF TransmissionMode: 16BitAlgorithm: RAP3Gv3_algo_131.fg [BB5 ALGORITHM] version: 1.31.0 revision: 0.0 size: 0x297E0Supported RAP Ids: 0103192101003000, 010C192101003000, 0103192101013000, 010C192101013000, 0103192101003100, 010C192101003100, 0303192101023000, 030C192101023000, 0303192101033000, 030C192101033000, 0003192101002000, 000C192101002000, 0003192101002100, 000C192101002100, 0003192101002200, 000C192101002200, 0003192101012200, 000C192101012200, 0103192101001101, 010C192101001101, 0003192101001002, 000C192101001002, 0013192101001002, 001C192101001002RAP PAPUBKEYS is blank/erased.Storing certificate ...OKErase size: 21.00 MBCMT NOR area [00000000-000006BF] erased in 0.110 sCMT NOR area [000006C0-0001FFFF] erased in 0.172 sCMT NOR area [00040000-000BFFFF] erased in 0.218 sCMT NOR area [000C0000-0013FFFF] erased in 0.234 sCMT NOR area [00140000-0137FFFF] erased in 4.313 sCMT NOR area [01380000-0151FFFF] erased in 0.500 sFlash programming ...CMT PAPUBKEYS: 0C917F11196FDB7378C18EF7260698CA4489DCA0 (RAP Certificate 164 v.1) written.Programming completed in 2 min 28.375 sProcessing file: rm495__07.95.ppm_x as PPM [BB5,BB5 ALGORITHM] size: 7.72 MBSupported RAP Ids: 010C192101013000, 0103192101003000, 0303192101033000, 030C192101033000RAP Data :SYSTEM ASIC ID: 000000010000022600010006030C192101033000 [RAP3G ver: PA 3.x]EM0 ID: 00000296EM1 ID: 00000B22PUBLIC ID: 0980000D928D7D56DEABE0C37B774404C5313FFCASIC MODE ID: 00ROOT KEY HASH: 9DDBFCFE6E73CED7D8C6268C8EB85723ROM ID: 273F6D55DFAAF68FSecondaryBoot: rap3gv3_2nd.fg [BB5] version: 1.30.0 revision: 0.0 size: 0x3C00Supported RAP Ids: 0103192101003000, 010C192101003000, 0103192101013000, 010C192101013000, 0103192101003100, 010C192101003100, 0303192101023000, 030C192101023000, 0303192101033000, 030C192101033000, 0103192101001101, 010C192101001101, 0003192101001002, 000C192101001002, 0013192101001002, 001C192101001002FlashID0: 0089 8982 - 0000 0000 [Intel NU48F512,512 Mbits] type: NOR,RAP ExtBUSC: 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 TransmissionMode: 16BitAlgorithm: RAP3Gv3_algo_131.fg [BB5 ALGORITHM] version: 1.31.0 revision: 0.0 size: 0x297E0Supported RAP Ids: 0103192101003000, 010C192101003000, 0103192101013000, 010C192101013000, 0103192101003100, 010C192101003100, 0303192101023000, 030C192101023000, 0303192101033000, 030C192101033000, 0003192101002000, 000C192101002000, 0003192101002100, 000C192101002100, 0003192101002200, 000C192101002200, 0003192101012200, 000C192101012200, 0103192101001101, 010C192101001101, 0003192101001002, 000C192101001002, 0013192101001002, 001C192101001002RAP PAPUBKEYS HASH: 0C917F11196FDB7378C18EF7260698CA4489DCA0Erase size: 8.62 MBCMT NOR area [01520000-01DBFFFF] erased in 32.781 sFlash programming ...Programming completed in 1 min 0.922 sProcessing file: rm495__07.95.image_x_red as CNT [BB5,BB5 ALGORITHM] page size: 128 K size: 12.89 MBSupported RAP Ids: 010C192101013000, 0103192101003000, 0303192101033000, 030C192101033000RAP Data :SYSTEM ASIC ID: 000000010000022600010006030C192101033000 [RAP3G ver: PA 3.x]EM0 ID: 00000296EM1 ID: 00000B22PUBLIC ID: 0980000D928D7D56DEABE0C37B774404C5313FFCASIC MODE ID: 00ROOT KEY HASH: 9DDBFCFE6E73CED7D8C6268C8EB85723ROM ID: 273F6D55DFAAF68FSecondaryBoot: rap3gv3_2nd.fg [BB5] version: 1.30.0 revision: 0.0 size: 0x3C00Supported RAP Ids: 0103192101003000, 010C192101003000, 0103192101013000, 010C192101013000, 0103192101003100, 010C192101003100, 0303192101023000, 030C192101023000, 0303192101033000, 030C192101033000, 0103192101001101, 010C192101001101, 0003192101001002, 000C192101001002, 0013192101001002, 001C192101001002FlashID0: 0089 8982 - 0000 0000 [Intel NU48F512,512 Mbits] type: NOR,RAP ExtBUSC: 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 TransmissionMode: 16BitAlgorithm: RAP3Gv3_algo_131.fg [BB5 ALGORITHM] version: 1.31.0 revision: 0.0 size: 0x297E0Supported RAP Ids: 0103192101003000, 010C192101003000, 0103192101013000, 010C192101013000, 0103192101003100, 010C192101003100, 0303192101023000, 030C192101023000, 0303192101033000, 030C192101033000, 0003192101002000, 000C192101002000, 0003192101002100, 000C192101002100, 0003192101002200, 000C192101002200, 0003192101012200, 000C192101012200, 0103192101001101, 010C192101001101, 0003192101001002, 000C192101001002, 0013192101001002, 001C192101001002RAP PAPUBKEYS HASH: 0C917F11196FDB7378C18EF7260698CA4489DCA0Erase size: 34.00 MBCMT NOR area [01DC0000-0215FFFF] erased in 23.547 sCMT NOR area [02160000-03FBFFFF] erased in 3 min 12.625 sFlash programming ...Programming completed in 1 min 41.500 sFlashing completed in 10 min 36.656 sPhone Type: RM-495 (Nokia 5130c-2)SW Version: V 07.95 03-02-10 RM-495 (c) Nokia Imei plain: 35422303139036-2Product Code: 0578115Language Pack:- not available.This is SL3 phone(Simlock2 format).- Avoid SW Downgrade & manual erase to this phone !SIMLOCK seems to be validSUPERDONGLE_KEY seems to be validCMLA_KEY seems to be validWMDRM_PD seems to be validSIMLOCK_TEST passedSECURITY_TEST passedImei net: 354223031390362Version: SIMLOCK SERVERProvider: Nokia Test, Country: FinlandCounter: 0/3, 0/10CONFIG_DATA: 2440700000000000PROFILE_BITS: 0000000000000000BLOCK 1: 1=OPEN 2=OPEN 3=OPEN 4=OPEN 5=OPEN, DATA=FFFFFFBLOCK 2: 1=OPEN 2=OPEN 3=OPEN 4=OPEN 5=OPEN, DATA=FFFFFFBLOCK 3: 1=OPEN 2=OPEN 3=OPEN 4=OPEN 5=OPEN, DATA=FFFFFFBLOCK 4: 1=OPEN 2=OPEN 3=OPEN 4=OPEN 5=OPEN, DATA=FFFFFFBLOCK 5: 1=OPEN 2=OPEN 3=OPEN 4=OPEN 5=OPEN, DATA=FFFFFFBLOCK 6: 1=OPEN 2=OPEN 3=OPEN 4=OPEN 5=OPEN, DATA=FFFFFFBLOCK 7: 1=OPEN 2=OPEN 3=OPEN 4=OPEN 5=OPEN, DATA=FFFFFFTotal time to process is 11 min 23.625 sFULL FACTORY... OKUSER DATA... OKLEAVE FACTORY... OKSERVICE CENTER... OKSOFTWARE UPGRADE... OKPRODUCTION TUNING... OKReset User Code (to default:12345) ... OKCompleted in 8.047 s

Remote linux menggunakan Android

Remote PC menggunakan smartphone berbasis sistem operasi Android sangat banyak, terlebih pada banyaknya aplikasi yang membanjiri market pada marketnya Android. Remote PC adalah mengontrol PC dari jarak jauh asalkan terhubung dengan jaringan internet.
TeamViewer
Aplikasi ini merupakan aplikasi remote pc atau remote desktop yang dapat terhubung setiap komputer satu sama lain. TeamViewer banyak dukungan sistem operasi seperti Windows, Linux, Mac dan smartphone seperti Android, iPad, iPhone.


Baiklah saya akan memberikan tutorial yaitu meremote pc yang berbasis linux backtrack 5 32-bit dengan smartphone berbasis Android froyo. Jadi yang di remote pc linux dan yang meremote android phone.
  • Download aplikasi TeamViewer untuk Android di Android Market, kemudian lakukakan instalasi. Untuk Backtrack 5 download saja di sini dan lakukan instalasi

Untuk menggunakan aplikasi ini harap terhubung dengan internet. Buka TeamViewer di linux backtrack 5. *NOTE : Jangan gunakan super user (root) gunakan unprivillege user untuk menjalankan TeamViewer

  • Kemudian masukkan ID (username & password) yang ada pada linux ke  TeamViewer Android untuk login kemudian klik “Connect to Partner” 
  • Apabila sudah terhubung, maka tampilan pada TeamViewer di Android akan menampilkan desktop linux saya










Kamis, 24 Februari 2011

Komputasi Terdistribusi

Komputasi terdistribusi atau tersebar berhadapan dengan sistem hardware dan software yang mengandung lebih dari satu elemen pemroses atau storage, proses-proses yang konkuren, atau banyak program yang berjalan dalam suatu domain yang dikendalikan secara longgar atau ketat.
Dalam komputasi terdistribusi, suatu program dipecah ke dalam bagian-bagian yang berjalan secara simultan (bersamaan) pada banyak komputer yang berkomunikasi di atas suatu jaringan. Komputasi terdistribusi merupakan suatu bentuk dari komputasi paralel, tetapi komputasi paralel sangat umum digunakan untuk menggambarkan bagian-bagian program yang berjalan secara simultan pada banyak prosesor dalam komputer yang sama. Kedua tipe pemrosesan iniy memerlukan pembagian suatu program ke dalam bagian-bagian yang berjalan secara bersamaan, tetapi program-program terdistribusi sering harus berhadapan dengan lingkungan yang heterogen, link jaringan dengan latency bervariasi, dan kegagalan yang tidak dapat diprediksi, baik di dalam jaringan maupun komputer.

Pengaturan interaksi antar komputer yang mengeksekusi komputasi terdistribusi merupakan pekerjaan utama. Agar mampu memanfaatkan berbagai jenis komputer, maka protokol atau saluran komunikasi sebaiknya tidak mengandung atau menggunakan suatu informasi yang tidak dapat dipahami oleh mesin tertentu. Sistem harus dapat memastikan messages benar-benar tersampaikan dengan benar, juga saat messages invalid maka sistem harus melakukan langkah-langkah antisipasi. Jika ini tidak ditangani kemungkinan akan menyebabkan sistem down dan berbagai aktifitas berikutnya di dalam jaringan akan ditolak (reject). Faktor penting lain adalah kemampuan untuk men-deploy software ke komputer lain secara portable sehingga memungkinkan eksekusi dan interaksi dengan jaringan yang telah ada. Ini mungkin tidak akan praktis ketika mengunakan hardware dan sumber daya berbeda, dimana kita harus memikirkan cara lain seperti cross-compiling atau melakukan porting software tersebut secara manual.

Tujuan dan Keuntungan

Terdapat berbagai tipe sistem komputer terdistribusi dan banyak tantangan selama perancangan dan implementasinya. Tujuan utama dari sistem komputasi terdistribusi adalah untuk menghubungkan para pengguna dan sumber daya dalam cara yang transparent, open dan scalable. Idealnya, ini akan membuat sistem lebih fault-tolerant daripada sistem komputer stand-alone.

Openness merupakan properti dari sistem terdistribusi dimana setiap sub-sistem secara kontinu terbuka untuk berinteraksi dengan sistem lain. Protokol web services adalah standard yang memungkinkan sistem terdistribusi di-extend dan di-scale. Secara umum, suatu sistem terbuka yang bersifat scalable memberikan keuntungan lebih dibandingkan sistem yang tertutup dan self-contained (menyatu).

Konsekuensinya, sistem terdistribusi terbuka memberikan beberapa tantangan berikut:
  • Monotonicity. Begitu sesuatu dipublikasikan di dalam sistem terbuka (open system) maka tidak dapat diambil kembali.
  • Pluralism. Sub-sistem-subsistem berbeda dalam sistem open distributed dapat mempunyai informasi yang heterogen, mungkin pula overlap dan menyebabkan konflik. Tidak ada pengatur kebenaran sentral dalam sistem open distributed.
  • Unbounded nondeterminism. Secara asinkron, subsistem-subsistem dapat naik dan turun, dan link komunikasi dapat masuk dan keluar antar sub-sistem dalam sistem open distributed. Karena itu, waktu yang diperlukan untuk menyelesakan suatu operasi tidak dapat dibatasi dan dipastikan.
Kelemahan dan Kerugian

Jika tidak direncanakan dengan tepat, suatu distributed system dapat menurunkan reliabilitas total dari komputasi jika ketidak-tersediaan dari suatu node dapat menyebabkan gangguan bagi node-node lain. Troubleshooting dan diagnosing terhadap masalah dalam distributed system dapat menjadi lebih sulit, karena perlu analisis yang berkaitan dengan node jauh atau menginspeksi komunikasi antar node di dalam sistem.

Banyak tipe komputasi tidak cocok bagi lingkungan terdistribusi, biasanya yang berhubungan dengan jumlah komunikasi jaringan atau sinkronisasi yang dibutuhkan antar node. Jika bandwidth, latency, atau persyaratan komunikasi begitu signifikan, maka tidak ada keuntungan dari distributed computing dan kinerja dapat lebih burukk daripada lingkungan non-distributed.

Arsitektur

Berbagai arsitektur hardware dan software digunakan bagi komputasi terdistribusi. Pada level lebih rendah, perlu untuk menghubungkan banyak CPU melalui jaringan, tanpa melihat apakah jaringan itu dicetak pada suatu circuit board atau dibuat berbentuk perangkat loosely-coupled dan kabel. Pada tingkat yang lebih tinggi, perlu interkoneksi antar proses yang berjalan pada CPU-CPU tersebut dengan suatu sistem komunikasi.

Pemrograman terdistribusi secara umum termasuk ke dalam salah satu dari arsitektur atau ketegori dasar sistem Client-server, arsitektur 3-tier, arsitektur N-tier, obyek terdistribusi, loose coupling, atau tight coupling.

Penjelasan singkatnya adalah:
  • Client-server — Kode client cerdas menghubungi server untuk mendapatkan data, kemudian menformat dan menampilkannya kepada pengguna. Input pada client di-committed back ke server ketika menunjukkan suatu perubahan permanen.
  • 3-tier architecture — Sistem three-tier memindahkan kepintaran client ke suatu middle tier sehingga dapat digunakan stateless client. Ini menyederhanakan deployment dari aplikasi. Sebagian besar aplikasi web bersifat 3-Tier.
  • N-tier architecture — N-Tier umumnya merujuk ke aplikasi web yang selanjutnya meneruskan request-requestnya ke layanan enterprise lain. Tipe aplikasi ini paling bertanggungjawab bagi kesuksesan application server.
  • Tightly coupled (clustered) — Umumnya mengacu ke suatu cluster mesin yang bekerja bersama secara erat (closely), menjalankan suatu shared process secara paralel. Task dibagi ke dalam beberapa bagian terpisah dan kemudian secara bersama-sama menggabungkan hasil proses untuk memperoleh hasil akhir tunggal.
  • Peer-to-peer — Suatu arsitektur dimana tidak terdapat mesin khusus atau mesin-mesin yang menyediakan layanan atau mengelola sumber daya jaringan tersebut. Sebagai gantinya, semua tanggungjawab secara seragam dibagi antar semua mesin, dikenal sebagai peer. Peer dapat bekerja sebagai server maupun client.
  • Space based — Mengacu ke suatu infrastruktur yang membuat ilusi atau virtualisasi dari satu ruang-alamat (address-space) tunggal. Data secara transparan direplikasi sesuai dengan kebutuhan aplikasi.
Aspek dasar yang lain dari arsitektur komputasi terdistribusi adalah metode untuk mengkomunikasikan dan mengkoordinasi kerja antar proses-proses konkuren. Melalui berbagai protokol message passing, proses dapat berkomunikasi secara langsung dengan yang lain, umumnya dalam suatu hubungan master/slave. Sebagai alternatif, suatu arsitektur “database-centric” memungkinkan (enable) komputasi terdistribusi dikerjakan tanpa suatu bentuk komunikasi inter-process langsung, menggunakan suatu database bersama (shared database).

Konkurensi

Komputasi terdistribusi mengimplementasikan suatu jenis konkurensi. Ini berhubungan erat dengan pemrograman konkuren, sehingga kadang tidak dibicarakan sebagai topik terpisah.
  • Sistem Multiprocessor Sistem multiprocessor adalah suatu komputer yang mempunyai lebih dari satu CPU pada motherboardnya. Jika sistem operasi dibangun untuk memanfaatkan kelebihan ini, maka SO tersebut dapat menjalankan proses-proses berbeda (atau thread-thread berbeda yang dimiliki oleh proses yang sama) pada CPU-CPU berbeda.
  • Sistem Multicore CPU-CPU Intel dari era Pentium 4 terbaru (Northwood dan Prescott) menerapkan suatu teknologi bernama Hyper-threading yang memungkinkan lebih dari satu thread (biasanya dua) untuk berjalan pada CPU yang sama. Produk processor yang lebih baru seperti Sun UltraSPARC T1, AMD Athlon 64 X2, AMD Athlon FX, AMD Opteron, Intel Pentium D, Intel Core, Intel Core 2 dan Intel Xeon menyertakan banyak core processor juga untuk meningkatkan jumlah thread yang dapat dieksekusi.
  • Sistem Multicomputer Multicomputer dapat dianggap berupa suatu komputer NUMA loosely atau cluster yang tightly coupled. Multicomputer biasanya digunakan ketika diperlukan power komputasi tinggi tetapi lingkungan mempunyai ruang fisik atau tenaga listrik terbatas.
Topik Terkait

  • Taksonomi Komputasi Tipe-tipe dari sistem terdistribusi didasarkan pada sistem taksonomi Flynn; single instruction, single data (SISD), single instruction, multiple data (SIMD), multiple instruction, single data (MISD), dan multiple instruction, multiple data (MIMD).
  • Cluster Komputer Suatu cluster terdiri dari banyak mesin stand-alone yang bertindak secara paralel melintasi suatu jaringan lokal berkecepatan tinggi. Komputasi terdistribusi berbeda dengan komputasi cluster dalam hal komputer-komputer dalam suatu lingkungan komputasi terdistribusi umumnya tidak secara eksklusif menjalankan tugas-tugas “group”, sedangkan komputer-komputer tercluster biasaya lebih tightly coupled. Komputasi terdistribusi juga sering terdiri dari mesin-mesin yang tersebar luas secara geografis.
  • Komputasi Grid Suatu grid menggunakan sumber daya dari banyak komputer terpisah, dengan bebas dihubungkan oleh suatu jaringan (bisanya Internet), untuk menyelesaikan masalah-masalah komputasi skala besar. Grid-grid publik dapat menggunakan idle time dari ribuan komputer di dunia. Aransemen demikian memungkinkan penanganan data sangat besar, proses yang sebenarnya memerlukan power super komputer mahal atau memang tidak mungkin diselesaikan. Bahasa Pemrograman
Hampir semua bahasa pemrograman yang mempunyai akses ke hardware dapat menangani pemrograman terdistribusi. Remote procedure call (RPC) mendistribusikan perintah-perintah SO melalui koneksi jaringan. Sistem seperti CORBA, Microsoft DCOM, Java RMI dan lain-lan, mencoba memetakan rancangan berorientasi obyek ke jaringan. Sistem loosely coupled berkomunikasi melalui dokumen-dokumen antara yang umumnya human readable (seperti. XML, HTML, SGML, X.500, dan EDI).

Contoh

Berbagai proyek komputasi terdistribusi telah tumbuh pada dalam tahun-tahun terakhir. Banyak yang basis volunteer, dan melibatkan pengguna-pengguna yang mendonasikan power komputasi yang tidak digunakan untuk bekerja pada masalah komputasi yang menarik. Contoh proyek demikian termasuk proyek Folding@home di Jurusan Kimia universitas Stanford, yang difokuskan pada simulasi protein folding untuk menemukan obat penyakit dan memahami sistem biophysical; World Community Grid, suatu usaha untuk membuat grid komputasi terbesar di dunia untuk menangani proyek penelitian ilmiah yang bermanfaat bagi kemanusiaan, berjalan dan didanai oleh IBM; SETI@home, difokuskan pada analisis data radio-telescope untuk mendapatkan bukti sinyal cerdas dari angkasa, dikelola oleh Space Sciences Laboratory di University of California, Berkeley; LHC@home, digunakan untuk membantu merancang dan men-tune Large Hadron Collider, dikelola oleh CERN di Geneva; dan distributed.net yang bertitik-berat pada pemecahan berbagai cryptographic cipher.
Suatu proyek komputasi terdistribusi juga sering melibatkan kompetisi dengan sistem terdistribusi lain. Kompetisi ini dapat bertujuan prestige, atau bermaksud membujuk pengguna untuk mendonasikan power pemrosesan ke proyek tertentu. Sebagai contoh, stat races adalah ukuran kerja suatu proyek komputasi terdistribusi, berapa kemampuan komputasi selama sehari atau seminggu. Ini telah menjadi begitu penting dalam praktek, hampir semua proyek komputasi terdistribusi menawarkan analisis statistik online dari kinerja mereka, diupdate setidaknya harian jika tidak real-time.


Sumber :
  1. Sumber I
  2. Sumber II
  3. Sumber III
  4. Sumber IV


Silahkan mengambil, menyadur, memperbaiki baik sebagian atau keseluruhan tanpa ijin terlebih dahulu. Tidak diharuskan mencantumkan sumber, kecuali untuk tulisan yang sudah mencantumkan sumber lain.